“Berbuatlah sewajarnya. lngatlah bahwa di dunia ini tidak ada satu orang pun yang persis sama dengan Anda”
Saya mendapat surat dari Mrs Edith Allred dari Mount Airy, North California. lsinya mengatakan, “Sebagai anak kecil, saya sangat pemalu dan mudah tersinggung. Badan saya terlalu gemuk dan terlihat lebih besar dari yang sebenarnya karena bentuk pipi saya. lbu saya sangat kolot. la tidak senang dengan model pakaian yang mutakhir.
Pikirnya pakaian model baru terlihat jelek. la selalu berkata’Pakaian longgar enak dipakai, sedang pakaian yang pas mudah robek.’ Karena pendiriannya itu saya selalu dibuatkan pakaian yang longgar-longgar dan kebesaran. Saya tidak pernah pergi ke pesta. Tidak pernah mengenyam kegembiraan. Di sekolah saya tidak pernah berkumpul dengan teman-teman lain. Tidak pernah aktif dalam kegiatan-kegiatan luar sekolah Atletik pun saya tidak ikut. Saya merasa tidak bersikap sewajarnya.
Saya merasa ‘berbeda’ dan orang lain dan hal itu sama sekali tidak menyenangkan. “Setelah dewasa saya menikah dengan lelaki yang berusia beberapa tahun lebih tua daripada saya. Tetapi, saya tetap tidak berubah. Suami dan saudara-saudara ipar saya berasal dari keluarga yang memiliki kepercayaan diri yang kuat. Seharusnya saya juga seperti mereka tapi ternyata tidak.
Saya telah berusaha setengah mati untuk meniru sikap mereka, tetapi tidak bisa. Setiap kali mereka berusaha menarik saya, hasilnya justru kebalikannya. Saya makin tenggelam dalam kungkungan diri sendiri. Saya jadi mudah gugup dan mudah marah. Saya menjauhkan diri dari teman dan kawan. Keadaan saya makin menyedihkan sampai-sampai saya merasa takut saat mendengar bel rumah berdering! Hidup saya gagal. Saya tahu ini.
Saya khawatir jangan-jangan suami saya mengetahui persoalan ini. Untuk menutup diri, bila kami berada di tempat umum, saya selalu berusaha berlagak riang dan gembira. Saya tahu hal ini saya buat-buat dan saya lebih-lebihkan. Setiap kali berbuat demikian, selama beberapa hari sesudahnya saya merasa sedih Karena merasa tak kuat lagi menahan kesedihan hidup, akhirnya saya memutuskan mengakhiri hidup saya. Tidak ada jalan lain kecuali bunuh diri.”
Apa yang dapat mengubah hidup wanita yang senantiasa dirundung duka ini? Nasihat yang diberikan secara kebetulan Mrs. Allred mengatakan, “Hidup saya berubah sama sekali setelah saya mendapat nasihat yang datang tanpa disengaja. Pada suatu hari ibu mertua saya menceritakan bagaimana ia mendidik dan membesarkan anak-anaknya. la berkata ‘Saya selalu menekankan agar anak-anak saya bertindak wajar.
Apa pun yang terjadi, mereka harus bersikap wajar sesuai dengan keadaan diri mereka masing-masing. Nasihatyang berupa pernyataan tersebut sangat mengena. Sekilas saya langsung menyadari bahwa kesengsaraan hidup saya sebenamya saya buat sendiri. Saya berusaha menggunakan pola hidup yang sama sekali tidak sesuai dengan keadaan diri saya.
“Saya berubah malam itu juga. Saya mulai hidup dengan wajar, apa adanya, sesuai dengan keadaan diri saya Saya mulai mempelajari kepribadian saya. Saya berusaha mengetahui siapa saya ini sebenarnya.
Sifat-sifat saya yang kuat dan positif saya selidiki dan saya pelajari betul-betul. Saya lalu belajar berbusana dengan baik, yang cocok dengan potongan tubuh saya. Kecuali itu, saya juga mempelajari warna dan gaya. Saya juga mencari banyak teman dan ikut organisasi. Tentu saja mulai dari organisasi kecil. Saya takut sekali saat mendapat giliran untuk berbicara di depan orang banyak. Tetapi lambat laun saya berani juga.
Setelah beberapa lama usaha saya berhasil. Hidup saya berubah sama sekali. Saya bisa menikmati hidup bahagia yang dulu rasanya tak mungkin dapat saya alami. Pelajaran yang saya peroleh dari pengalaman pahit tersebut saya pergunakan untuk mendidik dan membesarkan anak-anak saya sendiri. Kepada mereka selalu saya tandaskan: Apa pun juga yang terjadi, kalian harus selalu bersikap wajar, sesuai dengan kepribadian kalian masing-masing!”
Menurut Dr. James Gordon Gilkey, masalah mengenai cara bersikap wajar sesuai kepribadiannya sendiri adalah: “setua sejarah dan seluas lingkup hidup manusia”. Masalah enggan bersikap wajar sesuai dengan kepribadian sendiri membuat orang menderita sakit saraf, sakit jiwa, dan sakit yang bersifat kompleks. Angelo Patri, pengarang tiga belas buku dan ribuan artikel surat kabar besar mengenai pendidikan anak, mengatakan,
“Barang siapa menginginkan dirinya menjadi orang atau sesuatu yang lain daripada pribadinya sendiri, baik rohani maupun jasmaninya, niscaya hidupnya akan menderita.”
Selanjutnya :
“Cari dan Temukanlah Diri Anda (2)“
“Cari dan Temukanlah Diri Anda (3)”
“Cari dan Temukanlah Diri Anda (4)”
The post Cari dan Temukanlah Diri Anda appeared first on Inspirasi Kehidupan.