Quantcast
Viewing all articles
Browse latest Browse all 11

Cari dan Temukan Diri Anda (3)

Setelah ayah dan ibu Anda bertemu serta melakukan hubungan seksual, hanya akan ada satu kemungkinan di antara 300.000 miliar kemungkinan yang ada bahwa manusia yang akan lahir adalah Anda! Dengan kata lain, bila Anda mempunyai 300.000 miliar saudara kandung, tidak ada yang sama persis seperti Anda. Apakah ini isapan jempol belaka? Tidak. lni fakta ilmiah. Jika Anda ingin membaca buku tersebut untuk mendapatkan keterangan yang lebih jelas, sebaiknya Anda pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku berjudul You and Heridity, karangan Amram Scheinfeld.

Saya dapat membahas hal ini dengan meyakinkan karena saya merasakannya sendiri. Saya tahu betul apa yang saya bicarakan. Saya mengalaminya sendiri dengan berat dan penuh kegetiran. Sebagai ilustrasi, baiklah saya ceritakan sedikit. Ketika pertama kali saya datang di New York dari ladang gandum Missouri, saya mendaftarkan diri pada The American Academy of Dramatic Arts Saya bercita-cita menjadi aktor.

Saya punya ide bagus yang saya kira merupakan jalan singkat ke arah sukses. Suatu ide yang sederhana dan sangat mudah. Saya sampai heran mengapa tidak ada orang yang mengetahui cara ini. Padahal, ribuan manusia sangat berambisi untuk cepat terkenal. Saya berangan-angan demikian: Akan saya pelajari bagaimana aktor-aktor terkenal masa itu berhasil meraih ketenarannya dan saya ingin mendapat pengaruhnya. Aktor yang hendak ‘saya tiru ialah John Drew, Walter Hampden, dan Otis Skinner. Saya ingin meniru sifat-sifat mereka yang paling menonjol kemudian mengombinasikannya.

Dengan demikian saya pasti berhasil berkat keharuman nama mereka. Tetapi angan-angan tersebut ternyata angan-angan tolol. Suatu khayalan kosong dan sangat merugikan Beberapa tahun lamanya saya membuang waktu percuma untuk meniru orang lain tapi akhirnya saya sadar dan kembali pada sifat saya sendiri sifat anak kelahiran Missouri. Saya sadar bahwa saya harus menjadi “saya sendiri” Tidak bisa menjadi orang lain.

Pengalaman pahit yang sangat merugikan dan menyedihkan itu mestinya merupakan pelajaran yang harus selalu diingat sepanjang masa. Tetapi kenyataannya tidak begitu. Saya terlalu keras kepala dan bebal. Saya melakukan kesalahan yang sama lagi. Beberapa tahun sesudah kejadian itu saya menulis buku tentang “Pidato Bagi Pengusaha”. Saya ingin buku ini menjadi buku penuntun berpidato yang paling baik di dunia.

Untuk mencapai keinginan ini saya meminjam ide-ide dari para pengarang terkenal, kemudian menggabungkannya jadi satu. Dengan demikian niscaya buku saya dapat memuat segala sesuatu yang berhubungan dengan judulnya. Suatu gagasan yang bodoh. Sebab cara ini sama seperti sewaktu saya menjiplak teknik permainan para aktor terkenal di dunia pentas. Didasari angan-angan menjadi pengarang buku pidato nomor wahid di dunia saya lalu mengumpulkan buku-buku yang ada hubungannya dengan pidato.

Satu tahun lamanya saya mengumpulkan ide-ide mereka dan mengolahnya hingga menjadi naskah saya sendiri. Tapi sekali lagi saya terkecoh oleh gagasan semacam ini. Saya merasa baiklah saya ceritakan sedikit. Ketika pertama kali saya datang di New York dari ladang gandum Missouri, saya mendaftarkan diri pada The American Academy of Dramatic Arts. Saya bercita-cita menjadi aktor. Saya punya ide bagus yang saya kira merupakan jalan singkat ke arah sukses.

Suatu ide yang sederhana dan sangat mudah. Saya sampai heran mengapa tidak ada orang yang mengetahui cara ini. Padahal, ribuan manusia sangat berambisi untuk cepat terkenal. Saya berangan-angan demikian: Akan saya pelajari bagaimana aktor-aktor terkenal masa itu berrhasil meraih ketenarannya dan saya ingin mendapat pengaruhnya. Aktor yang hendak saya tiru ialah John Drew, Walter Hampden, dan Tis Skinner.

Saya ingin meniru sifat-sifat mereka yang paling menonjol kemudian mengombinasikannya. Dengan demikian saya pasti berhasil berkat keharuman nama mereka. Tetapi angan-angan tersebut ternyata angan-angan tolol. Suatu khayalan kosong dan sangat merugikan. Beberapa tahun lamanya saya membuang waktu percuma untuk meniru orang lain tapi akhirnya saya sadar dan kembali pada sifat saya sendiri, sifat anak kelahiran Missouri. Saya sadar bahwa saya harus menjadi “saya sendiri”. Tidak bisa menjadi orang lain

Pengalaman pahit yang sangat merugikan dan menyedihkan itu mesti saya merupakan pelajaran yang harus selalu diingat sepanjang masa. Tetapi kenyataannya tidak begitu. Saya terlalu keras kepala dan bebal. Saya melakukan kesalahan yang sama lagi. Beberapa tahun sesudah kemudian itu, saya menulis buku tentang “Pidato Bagi Pengusaha”. Saya ingin buku ini menjadi buku penuntun berpidato yang paling baik di dunia.

Untuk mencapai keinginan ini saya meminjam ide-ide dari para pengarang terkenal kemudian menggabungkannya jadi satu. Dengan demikian niscaya buku saya dapat memuat segala sesuatu yang berhubungan dengan judulnya. Suatu gagasan yang bodoh! Sebab cara ini sama seperti sewaktu saya menjiplak teknik permainan para aktor terkenal di dunia pentas. Didasari angan-angan menjadi pengarang buku pidato nomor wahid di dunia, saya lalu mengumpulkan buku-buku yang ada hubungannya dengan pidato.

Satu tahun lamanya saya mengumpulkan ide-ide mereka dan mengolahnya hingga menjadi naskah saya sendiri. Tapi sekali lagi saya terkecoh oleh gagasan semacam ini. Saya merasa malu dan terbukti bahwa tindakan tersebut betul-betul tindakan oran tolol. Buku saya yang berupa gado-gado ide para pengarang ini ternyata begitu berbelit-belit dan membosankan sehingga tak ada pengusaha yan mau membacanya sampai tamat. Oleh karena itu, karya yang memakan waktu satu tahun ini terpaksa saya campakkan ke keranjang sampah.

Kemudian saya mulai menulis lagi. Kali ini saya menyerah dan berkata dalam hati “Kau harus menjadi Dale Carnegie, lengkap dengan segala kekurangan serta batas-batas kemampuan yang kaumiliki Kau tidak mungkin menjadi orang lain.” Mulai saat itu saya terus berusaha mengerahkan segala potensi yang saya miliki untuk menjadi Dale Carnegie sepenuhnya. Saya tidak mau lagi menjadi kombinasi orang lain. Saya singsingkan lengan baju saya untuk bekerja dengan kekuatan sendiri,

Yang pertama kali saya kerjakan ialah menulis buku tentang pedoman berpidato, tapi kali ini saya kerjakan atas dasar pengalaman saya sendiri, observasi saya sendiri serta keyakinan saya sebagai pembicara clan gun; pidato. Saya berharap dapat terus mematuhi pelajaran yang diberikan oleh Sir Walter Raleigh. (Yang saya maksud di sini bukan Sir Walte Raleigh yang membentangkan jasnya agar sang Ratu bisa lewat tapi Walter Raleigh guru besar kesusastraan Inggris di Oxford tahun 1990.

Saya tidak bisa menulis buku yang setaraf dengan karya Shakespeare, katanya. Tapi saya dapat menulis buku karangan saya sendiri.

Artikel Sebelumnya:

“Cari dan Temukan Diri Anda”

“Cari dan Temukan Diri Anda (2)”

Artikel Selanjutnya : 

“Cari dan Temukan Diri Anda (4)

(Visited 21 times, 1 visits today)

The post Cari dan Temukan Diri Anda (3) appeared first on Inspirasi Kehidupan.


Viewing all articles
Browse latest Browse all 11